Kamis, 21 April 2011

(Sekali Lagi)..Ekspedisi CERIA ke Kawah Ratu (1.338 mdpl)

Berawal dari Ide trip reuni “Komunitas dadakan” selepas ekspedisi pendakian ke Gunung Papandayan (4-6maret2011), disepakatilah untuk menggagas trekking ringan & singkat ke Kawah Ratu, kawasan Gunung Salak Endah, Desa Pasir Reungit,Pamijahan Bogor. 15-16 April 2011 dipilih menjadi waktu pelaksanaan ekspedisi ceria ini. Selain mengajak kembali rekan-rekan yang bersama-sama ke Gunung Papandayan sebelumnya, saya juga berinisiatif melemparkan “Ajakan” ke forum Kaskus "Outdoor & Nature Club" atau biasa disingkat "OANC" dan berbagai milist dimana saya terlibat didalamnya, seperti milist INDOBACKPACKER & Perumahan VILANUSAINDAH.


Alhasil sekitar 37 orang terjaring sebagai peserta-peserta yang mengkonfirmasi minat kesertaannya di ekspedisi ini, namun ketika hari “H” peserta menyusut menjadi 28 orang (10 diantaranya adalah OANC-ers termasuk saya – abumusyaffa, Djal.GM, Aa Drajat, Eko Prasatyo, Kaysanfawali, RadaBolot, LunarBoy, Tolelojing, Galz & Syamil2010) setelah beberapa rekan menyatakan dengan sangat menyesal mundur karena satu dan lain hal. Keragaman asal komunitas, tempat kerja, domisili dll inilah yang akhirnya mencuatkan nama “KOMUNITAS PENIKMAT ALAM WARNA-WARNI”, dengan satu do’a terlantun, semoga akan ada banyak trip/ekspedisi ceria lainnya selepas perjalanan ke Kawah Ratu ini..

Warna-warni asli dari ekspedisi ceria ini tersaji sbb :

Ekspedisi Ceria ke Kawah Ratu ini sudah dimulai dengan warna penuh perjuangan,dengan keterlambatan hampir seluruh peserta untuk mencapai Stasiun KA Bogor di waktu yg disepakati, Pkl 20.00 WIB. Pemicu utamanya adalah gangguan sinyal KRL di stasiun Citayam, yg akhirnya menghambat 6 rangkaian kereta di Jalur Pasar Minggu hingga Universitas Indonesia. Wajah2 penat nan kelaparan satu persatu keluar dari KRL-KRL yang berturut2 tiba di stasiun dan akhirnya seluruh peserta baru lengkap terkumpul sekitar pukul 22.00 WIB. Setelah melepas penat dan bersantap malam disekitar stasiun Bogor, seluruh peserta sudah naik ke atas Tronton Brimob yang sudah menanti dengan manis sedari Pkl 20.00 WIB. Waktu tercatat Pkl 23.00 WIB ketika Tronton mulai beranjak dari areal stasiun menuju Desa Pasir Reungit.



Rombongan berhenti sejenak di Simpang Cibatok untuk bertemu dengan Kang Aphet dan rekan, yang sebelumnya telah mengusahakan mencarikan penginapan yang cukup nyaman untuk rombongan dan tiket masuk plus discount tuk rombongan. Motor-motor yang ditunggangi Kang Aphet dan rekan serta tronton pun akhirnya bersama-sama beringsut ke atas menuju Desa Pasir Reungit.



Tak berapa lama terlelap, Subuh pun menjelang dan sebagian peserta beranjak ke Musholla didekat Penginapan untuk Sholat Subuh bersama. Pagi menjelang dan Warung Ibu Sala yang persis berada disamping penginapanpun mulai “aktif bergeliat” karena para peserta trekking ini untuk bersantap sarapan nasi goreng dkk bertemankan segelas teh manis ataupun kopi hangat yang super nikmat.




Sekitar 15 menit berjalan kaki, termasuk sekitar 200 m jalan menanjak yg cukup menguras tenaga dari Jalan Raya hingga sampai di pos Pendakian Puncak Salak I/Kawah Ratu, seluruh peserta tiba di Pos TNGH untuk melakukan registrasi. Rp.5.000/orang (termasuk Asuransi) adalah harga yg harus dibayarkan untuk trekking ke Kawah Ratu kepada petugas TNGH.
Perjalanan dimulai dengan jalur landai sedikit mendaki melalui jalur setapak dengan batu-batu yang tersusun agak rapi. Setelah melewati sebuah sungai kecil,dan sekitar 30 menit perjalanan, seluruh pesera beristirahat sejenak di sebuah areal lapang, yang cukup nyaman untuk mendirikan 10-an tenda dengan sungai jernih mengalir disampingnya.





Perjalanan dilanjut melewati jalur yang lebih beragam selain jalur tanah & batu2an seperti melintas tanah gembur yang terendam air, menaiki batu-batu dan memijak akar-akaran dengan vegetasi yang rapat khas gunung salak. Dengan keragaman kekuatan fisik para peserta, dengan beberapa diantaranya benar-benar baru dlm melakukan aktifitas trekking mendaki, kecepatan perjalanan dilakukan dengan ritme yang santai dan beberapa kali beristirahat untuk melepas lelah serta memastikan rombongan tidak terputus. Agan Djal.GM, RadaBolot serta Tolelojing dengan “kekuatan fisik diatas rata-rata” di-plot diposisi penjaga rombongan di belakang sembari menjadi “Porter dadakan” untuk membawakan tas beberapa rekan yang kepayahan. Setelah 3 jam perjalanan lebih, sekitar Pukul 11.00 WIB rombongan tiba di kawasan “Kawah Paeh”. Sejenak rehat dan ber-foto-foto ria, jelang pukul 11.15 WIB seluruh peserta akhirnya tiba di Kawah Ratu yang megah. Setelah puas mengabadikan momen di kawah ratu, episode istirahat sambil bertukar bawaan makanan dan minumanpun dilakukan. Cemilan kriuk-kriuk, bakwan & pisang goreng, coklat-coklat, biskuit, roti-roti, kacang-kacang-an dll serta soft-drink pun bersliweran berganti tangan ke tangan.











Satu Jam lamanya berdiam di Kawah ratu, Pkl 12.15 seluruh rombongan mulai beringsut meninggalkan kawah ratu. Perjalanan menurun menyajikan tantangan tersendiri untuk konsentrasi serta kaki, untuk menghindarkan terpeleset ketika jalan menurun. Beberapa peserta yang memang relatif baru melakukan aktifitas trekking seperti ini mulai terlihat kepayahan sampai ada satu peserta yang sangat kepayahan sampai harus digendong oleh “Porter sejati” Om Djal.GM untuk sampai ke bawah. Jelang pukul 15.00 WIB akhirnya seluruh peserta berhasil dengan sukses dan selamat menjejak kembali pos awal pendakian.

Rencana awal untuk mampir sejenak ke “Curug Ngumpet” urung dihelat, karena hampir seluruh peserta sudah didera rasa letih serta lapar serta karena teringat “janji” Ibu Sala (pemilik warung dan penginapan) yang akan memasakan nasi, sayur asem, ikan asin dan teri, tahu tempe serta sambal, para peserta akhirnya dengan penuh “semangat” bergegas kembali ke penginapan. Dan benar saja, sajian Istimewa tadi sudah menanti untuk disantap di warung makan. Tak sedikit peserta yang bolak-balik ke meja prasmanan membawa piring-piring yang telah kosong untuk diisi kembali..hehehe..karena memang rasa masakannya yang sangat lezat terutama si sambal !.


Setelah beristirahat, bersih-bersih diri lalu mandi, packing kembali seluruh barang bawaan seluruh peserta sudah bersiap untuk pulang. Namun dari Pkl 17.00 WIB yang telah disepakati untuk tronton menjemput peserta di penginapan, tronton baru tiba jelang pkl 19.00 WIB karena si tronton sempat mogok di tengah hutan pinus gunung bunder lantaran gangguan “filter pump” di solar tank-nya karena ditengarai asupan solarnya yang penuh pengotor. Dan episode tronton “batuk-batuk”, mogok, berjalan tersendat/perlahan menghiasai sepanjang perjalanan pulang hingga ke kota bogor. Akhirnya pkl 21.30 tronton menjejak terminal baranangsiang (lantaran jadwal KRL menuju JKT sudah tidak ada) dan dari Baranangsiang peserta kemudian terpecah-pecah menjadi beberapa kelompok rombongan ke daerah domisili asal masing-masing, membawa serta seluruh lelah dan sejuta cerita penuh warnanya masing-masing.

Dalam samar kegelapan terminal baranangsiang bogor, raut lelah tampak membayang diwajah-wajah seluruh peserta tapi itu semua tidak menghilangkan keceriaan yang mendominasi dari awal perjalanan hingga kepulangan, dengan satu lantunan tanya bersama, “ Selepas ini, kita Ekspedisi Ceria kemana lagi nih ?? “ ..


0 comments:

  © Free Blogger Templates Spain by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP