Rabu, 05 Mei 2010

Keteladanan Meminta Maaf dari MenSos

Manusia memang tidak pernah lepas dari kesalahan atau kekhilafan. Ketidaksempurnaan adalah keniscayaan bagi setiap Insan, tak peduli muda ataupun tua, berkulit hitam ataupun putih, rakyat jelata atau kaliber pemimpin atau pejabat sekalipun. Menteri Sosial, Dr. Salim Segaf Al-Jufri pun tak lepas dari kesalahan. Insiden mobil dinas-nya yang masuk ke Jalur Busway dan terekam kamera(Selasa,4 April 2010) menuai banyak kecaman. Dalih ketergesaan untuk menghadiri pertemuan dengan Presiden serta adanya koordinasi antara ajudan menteri dengan kepolisian yang bertugas saat itu tidak lantas menyurutkan kritikan atas beliau. Tapi lepas dari pilihannya yang "menerjang" jalur busway yang disayangkan banyak kalangan, adalah sikap ksatria beliau selepasnya yang rasanya perlu kita contoh dan berkategori jarang untuk kalangan pemimpin atau pejabat di negeri ini.

Mensos, yang akrab juga dipanggil "Ustadz Salim" ini langsung meminta maaf di malam harinya melalui situs jejaring Twitter-nya, dan tidak hanya itu keesokan harinya beliau datang sendiri ke Polsek Mampang untuk bertanggungjawab atas insiden yg menuai kecaman tersebut dan bersedia ditilang oleh kepolisian atas kesalahannya. Kapolsek Mampangpun menyambut hangat kehadiran beliau dan memberikan keterangannya selepas kedatangan Mensos, ""Jadi kesimpulannya kita tidak memberikan tilang, kita berikan kesempatan untuk jalan. Karena ajudannya juga kontak orang di lapangan agar bisa cari jalan biar bisa cepat sampai di Istana," ujar Kapolsek Mampang Kompol Risto Samudera.
Menurut Risto, ajudan Mensos sudah berkoordinasi dengan pihak polisi di lapangan yang ada di jalan pada Selasa 4 Mei kemarin. Tujuannya agar mobil Mensos bisa tiba di jalan dengan cepat ke Istana.
"Lagi pula kami kan punya hak diskresi (hak menentukan prioritas). Jadi untuk kasus-kasus tertentu kita perbolehkan melewati jalur busway. Misalnya seperti di jalan kalau ada ambulans, itu bisa menyelamatkan orang kita kasih jalan," jelas dia. 
Walau "kesalahannya" pada akhirnya dimaklumi dan dibenarkan oleh kepolisian lantaran unsur ketergesaan yang dimaklumi dan koordinasi yang telah dilakukan sebelumnya, tapi permohonan maaf secara terbuka serta kesediaannya untuk ditindak sesuai hukum dengan menghadap langsung institusi kepolisian yang berwenang tanpa diwakili, sungguh merupakan teladan yang "langka" dikalangan pemimpin atau pejabat di negeri ini. Semoga memang budaya ini menjadi sikap yang juga diterapkan oleh kalangan pejabat lainnya. 

0 comments:

  © Free Blogger Templates Spain by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP